PERANAN LEGUMINOSA
PERANAN LEGUMINOSA
Tantangan terbesar
dalam semua sistem produksi ternak di negara-negara berkembang adalah pakan,
sedangkan salah satu faktor yang menentukan produktivitas ternak ruminansia
adalah terjaminnya ketersediaan hijauan pakan yang bermutu. Padang rumput
sebagai penghasil hijauan pakan telah banyak tergusur dan beralih fungsi
menjadi pemukiman, tanaman pangan, dan industri akibat laju pertumbuhan
penduduk yang relatif tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan hijauan pakan, berbagai
usaha telah banyak dilakukan seperti integrasi usaha ternak pada sistem
perkebunan, kehutanan, dan tanaman pangan. Integrasi pada sistem tersebut
dengan memanfaatkan vegetasi alami yang tumbuh di bawah naungan sebagai sumber
hijauan dan memanfaatkan hasil ikutan dari sistem tersebut. Pada sistem tanaman
pangan biasanya yang digunakan untuk sumber pakan berupa sisa-sisa panen yang
mempunyai nilai ekonomi rendah, biasanya berupa jerami. Hasil sampingan tanaman
tersebut mempunyai kontribusi yang cukup besar sebagai sumber hijauan pakan.
Sistem tanaman pangan yang hasil sampingannya telah banyak digunakan salah
satunya jagung. Berbagai cara untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung
telah banyak dilakukan mulai dari pemuliaan tanaman sampai dengan manajemen
budidaya. Pemupukan merupakan salah satu cara yang dilakukan. Pemberian hara
pada tanaman merupakan suatu yang mutlak diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas tanaman. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat tumbuh secara
optimal. Penggunaan pupuk inorganik yang berlebihan secara terus menerus dalam
waktu yang lama akan menyebabkan kondisi fisik tanah semakin buruk dimana bahan
organik tanah menjadi rendah. Pada akhirnya tanah kurang responsif terhadap
pemupukan inorganik sehingga lahan tersebut akan sakit (Diwyanto et al., 2002).
Peningkatan produktivitas lahan-lahan pertanian dan perbaikan kesehatan lahan
dapat dilakukan melalui pengelolaan tanah secara terpadu yang mencakup aspek
kimia, fisik, dan biologi tanah, dimana pengelolaan bahan organik tanah salah
satu yang utama (Sri Adiningsih, 2000). Ada berbagai cara untuk mempertahankan
bahan organik yang tinggi pada tanah, yaitu dengan cara menanami lahan dengan
tanaman penghasil bahan organik yang tinggi dan dibenamkan lagi kedalam tanah,
atau dengan cara menambahkan pupuk organik berupa kompos, pupuk hijau atau
kotoran ternak.
Leguminosa merupakan
tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan bahan organik tinggi dan
dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Kemampuan memfiksasi nitrogen dari
udara oleh leguminosa dapat membantu meningkatkan suplai hara terutama nitrogen
bagi tanaman yang disampingnya. Leguminosa dapat ditanam sebagai tanaman
penutup lahan mempunyai fungsi untuk konservasi tanah dan air. Percampuran
leguminosa dan tanaman pangan mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan kering
yang lebih tinggi dengan kualitas yang lebih tinggi. Selain itu, pertananam
campuran dengan tanaman leguminosa dapat menekan gulma dan meningkatkan
kesuburan tanah (Horne dan Stur, 1999).
Kandungan Nitrogen
dalam tanah merupakan salah satu faktor vital untuk dapat mempertahankan
produktivitas lahan pertanian. Alternatif yang dapat ditempuh untuk
meningkatkan ketersediaan unsur nitrogen dalam tanah adalah menggunakan tanaman
leguminosa. Menurut Balitbangtan (2014), tanaman leguminosa telah lama diketahui,
disamping meningkatkan kesuburan tanah, juga dapat menahan erosi, sebagai
tanaman pelindung dan daunya sangat baik sebagai pakan ternak karena kandungan
nutrisinya tinggi.
Kemampuan leguminosa
memfiksasi Nitrogen dari udara sangat tergantung dari banyak faktor, seperti
jenis tanaman, tiper pertumbuhan, iklim dan lingkungan tumbuh. Fiksasi Nitrogen
hanya dapat terjadi dengan terbentuknya bintil akar yang merupakan tempat hidup
bagi koloni bakteri Rhizobium. Dengan Nitrogen yang terfiksasi oleh Rhizobium
maka Nitrogen akan merembes dari bintil akar ketanah di sekelilingnya walaupun
jumlahnya sedikit. Rembesan Nitrogen tersebut dapat tersedia dalam tanah
sehingga tanaman lainnya yang tumbuh disekitarnya dapat memanfaatkannya. Bila
tanaman telah mati atau dipanen, bintil akar akan mengalami mineralisasi dan
Nitrogen yang dikandungnya menyatu dengan tanah, sehingga kandungan Nitrogen
dalam tanah meningkat. Nitrogen tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman yang
ditanam berikutnya.
Komentar
Posting Komentar